Destinasipopuler.com- Menjulang tinggi di jantung Kota Banda Aceh, Masjid Raya Baiturrahman berdiri kokoh sebagai simbol kejayaan dan keteguhan rakyat Aceh. Dibangun atas prakarsa Sultan Iskandar Muda, masjid ini telah menjadi saksi bisu pergolakan sejarah dan menjadi pusat spiritual bagi masyarakat Aceh selama berabad-abad.
Awal Mula Pembangunan Masjid Raya Baiturrahman
Pada masa kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M), beliau bercita-cita membangun sebuah masjid raya yang megah dan indah sebagai pusat peribadatan dan simbol kejayaan kerajaan.
Pada tahun 1612 M, Sultan Iskandar Muda meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Raya Baiturrahman di lokasi yang strategis, yaitu di pusat kota Banda Aceh. Pembangunan masjid ini melibatkan banyak arsitek dan pengrajin handal dari berbagai penjuru Aceh dan bahkan dari luar negeri.
Arsitektur yang Unik dan Menakjubkan
Masjid Raya Baiturrahman memiliki arsitektur yang unik dan megah, menggabungkan unsur budaya Aceh dan pengaruh arsitektur Mughal dari India. Masjid ini memiliki satu kubah besar berwarna emas dan lima menara yang menjulang tinggi, menjadikannya salah satu masjid terindah di Indonesia.
Bangunan utama masjid berbentuk persegi panjang dengan empat pintu besar yang terbuat dari kayu jati. Di dalam masjid terdapat ruang utama yang luas dan mampu menampung ribuan jamaah. Interior masjid dihiasi dengan ukiran kaligrafi yang indah dan lampu-lampu gantung yang menambah kemegahan suasana.
Perjalanan Sejarah yang Penuh Tantangan
Pembangunan Masjid Raya Baiturrahman tidaklah mulus. Pada tahun 1629 M, masjid ini sempat dibakar oleh Portugis dalam upaya mereka untuk menaklukkan Aceh. Namun, rakyat Aceh tidak patah semangat dan segera membangun kembali masjid ini dengan lebih megah.
Pada masa penjajahan Belanda, Masjid Raya Baiturrahman menjadi simbol perlawanan rakyat Aceh. Pada tahun 1873 M, Belanda kembali membakar masjid ini, namun rakyat Aceh kembali bangkit dan membangun kembali masjid ini untuk ketiga kalinya.
Simbol Kejayaan dan Keteguhan Rakyat Aceh
Masjid Raya Baiturrahman telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah Aceh. Masjid ini telah menjadi simbol kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam, simbol perlawanan rakyat Aceh terhadap penjajah, dan simbol keteguhan rakyat Aceh dalam mempertahankan agama dan budaya mereka.
Hingga saat ini, Masjid Raya Baiturrahman tetap menjadi pusat spiritual bagi masyarakat Aceh. Masjid ini menjadi tempat beribadah, tempat berkumpul, dan tempat mempelajari ilmu agama. Masjid ini juga menjadi destinasi wisata religi yang populer bagi wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Masjid Raya Baiturrahman: Warisan Budaya yang Tak Ternilai
Masjid Raya Baiturrahman bukan hanya sebuah masjid, melainkan warisan budaya yang tak ternilai bagi rakyat Aceh. Masjid ini merupakan simbol identitas, keteguhan, dan semangat juang rakyat Aceh.
Melestarikan Masjid Raya Baiturrahman berarti melestarikan sejarah dan budaya Aceh. Masjid ini harus terus dijaga dan dirawat agar dapat terus menjadi kebanggaan rakyat Aceh dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus.
Berikut beberapa fakta menarik tentang Masjid Raya Baiturrahman:
- Masjid ini memiliki luas area sekitar 3,5 hektar dan mampu menampung hingga 90.000 jamaah.
- Kubah masjid terbuat dari beton bertulang dengan diameter 32 meter dan tinggi 17 meter.
- Menara masjid tertinggi memiliki ketinggian 43 meter.
- Di dalam masjid terdapat sumur tua yang diyakini memiliki air suci.
- Masjid Raya Baiturrahman telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid yang istimewa dan memiliki makna yang mendalam bagi rakyat Aceh. Masjid ini bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga simbol kejayaan, keteguhan, dan identitas Aceh.