Sebuah Masjid yang Tumbuh dari Impian
Di tengah hiruk-pikuk Banda Aceh, berdirilah sebuah masjid megah yang tak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga simbol ketekunan dan mimpi panjang seorang dermawan. Masjid Haji Keuchik Leumiek, yang berlokasi di kawasan Lueng Bata, bukanlah sekadar bangunan tempat salat, melainkan hasil nyata dari sebuah impian yang dirajut selama dua dekade oleh seorang tokoh lokal bernama Haji Harun Keuchik Leumiek.
Sosok di Balik Pendirian Masjid
Haji Harun Keuchik Leumiek, seorang pengusaha sukses asal Aceh, dikenal karena jiwa sosial dan semangatnya dalam membangun komunitas. Sejak tahun 1990-an, ia telah menyimpan mimpi besar: membangun sebuah masjid yang tak hanya indah secara arsitektur, tetapi juga nyaman, luas, dan mampu menampung ribuan jamaah. Mimpi ini terus dipupuk meski menghadapi banyak rintangan, termasuk kondisi ekonomi dan bencana alam yang melanda Aceh.
Proses Panjang Pembangunan
1. Awal Mula Gagasan
Pada awalnya, Haji Harun hanya memiliki tanah kosong dan sebuah niat tulus. Ia menyisihkan sebagian besar penghasilannya dari bisnis untuk mulai merancang pembangunan masjid. Tanpa bantuan besar dari pemerintah atau lembaga luar, ia mengandalkan dana pribadi dan dukungan masyarakat sekitar.
2. Rintangan dan Pengorbanan
Perjalanan membangun masjid tidaklah mudah. Selama bertahun-tahun, ia harus mengelola anggaran, memperjuangkan perizinan, dan terus meyakinkan banyak pihak bahwa mimpinya bukan sekadar angan-angan. Bahkan ketika Aceh dilanda tsunami pada tahun 2004, Haji Harun tetap teguh dengan rencananya, sembari aktif dalam upaya pemulihan sosial dan spiritual masyarakat.
3. Akhirnya Terwujud
Setelah kurang lebih 20 tahun perjuangan, akhirnya Masjid Haji Keuchik Leumiek berhasil berdiri megah dan mulai digunakan oleh masyarakat. Masjid ini dibuka secara resmi pada tahun 2012 dan langsung menjadi ikon baru di Banda Aceh.
Keunikan Arsitektur Masjid
Masjid Haji Keuchik Leumiek memiliki desain arsitektur yang memadukan unsur tradisional Aceh dan nuansa Timur Tengah. Ciri khas masjid ini antara lain:
- Kubah besar berwarna emas yang mencolok dan menjadi landmark dari kejauhan
- Tiang dan ornamen khas Aceh yang penuh detail dan estetika
- Taman hijau di sekeliling masjid yang memberikan kenyamanan bagi jamaah
- Area wudhu dan toilet yang bersih serta terpisah antara pria dan wanita
Fungsi Masjid dalam Masyarakat
Masjid ini tidak hanya digunakan untuk salat berjamaah, tetapi juga menjadi pusat:
- Kajian keislaman dan majelis taklim
- Kegiatan sosial seperti santunan anak yatim dan buka puasa bersama
- Pengajian rutin dan pembinaan mualaf
- Tempat istirahat bagi musafir dan jamaah dari luar kota
Warisan dan Inspirasi
Masjid Haji Keuchik Leumiek kini berdiri sebagai simbol kesabaran, ketulusan, dan kekuatan impian. Haji Harun telah membuktikan bahwa dengan niat yang kuat dan perjuangan yang tak kenal lelah, impian selama 20 tahun bisa menjadi kenyataan. Ia juga menjadi teladan bagi banyak orang, bahwa kekayaan sejati bukan hanya soal materi, tetapi juga tentang warisan amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.
Kesimpulan
Sejarah berdirinya Masjid Haji Keuchik Leumiek adalah bukti nyata bahwa mimpi besar butuh waktu, usaha, dan keyakinan. Dari seorang Haji Harun yang sederhana namun memiliki semangat besar, lahirlah sebuah masjid yang kini menjadi tempat ibadah, pusat kegiatan sosial, dan inspirasi bagi generasi mendatang.
Jika Anda berada di Banda Aceh, sempatkanlah mampir ke Masjid Haji Keuchik Leumiek — tempat di mana impian, iman, dan perjuangan berpadu dalam keindahan yang menenangkan hati.