Destinasipopuler.com- Di jantung Kota Banda Aceh, terhampar sebuah desa bersejarah yang menyimpan jejak peradaban masa lampau: Gampong Pande. Dikenal sebagai kampung seribu nisan, Gampong Pande menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang tak ternilai harganya.
Asal Mula Gampong Pande:
Sejarah Gampong Pande terbentang jauh sebelum berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam. Dipercaya bahwa desa ini telah ada sejak masa Kerajaan Lamuri, salah satu kerajaan tertua di Aceh. Nama “Pande” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “pandai besi”. Hal ini menunjukkan bahwa Gampong Pande dulunya merupakan pusat pandai besi di Aceh.
Menurut legenda, Gampong Pande didirikan oleh Teuku Pande, seorang pandai besi yang terkenal dengan keahliannya. Teuku Pande diyakini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Dia datang ke Aceh atas undangan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam, salah satu raja terhebat Kesultanan Aceh Darussalam.
Masa Kejayaan Gampong Pande:
Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam, Gampong Pande menjadi pusat peradaban dan perdagangan yang penting. Para pengrajin pandai besi di Gampong Pande menghasilkan berbagai macam peralatan besi, seperti senjata, peralatan rumah tangga, dan perhiasan. Kehebatan para pengrajin Gampong Pande bahkan diakui hingga ke mancanegara.
Kejayaan Gampong Pande mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. Pada masa itu, Gampong Pande menjadi pemasok utama peralatan besi untuk Kesultanan Aceh Darussalam. Para pengrajin Gampong Pande juga dilibatkan dalam pembangunan berbagai proyek besar, seperti pembangunan Masjid Raya Baiturrahman dan Istana Kesultanan Aceh Darussalam.
Penurunan Gampong Pande:
Namun, kejayaan Gampong Pande tidak berlangsung lama. Pada abad ke-17, Kesultanan Aceh Darussalam mulai mengalami kemunduran. Hal ini berdampak pada Gampong Pande, yang perlahan-lahan kehilangan kejayaannya.
Perdagangan internasional mulai berkurang, dan permintaan terhadap peralatan besi dari Gampong Pande pun menurun. Para pengrajin Gampong Pande mulai beralih ke profesi lain, dan desa ini pun menjadi semakin sepi.
Gampong Pande Modern:
Saat ini, Gampong Pande masih dihuni oleh keturunan para pengrajin besi terdahulu. Meskipun kejayaannya telah pudar, Gampong Pande tetap menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang tak ternilai harganya.
Di desa ini, terdapat beberapa situs sejarah yang menarik untuk dikunjungi, seperti:
- Makam Raja-Raja Aceh: Di Gampong Pande terdapat kompleks pemakaman yang diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir para raja Aceh.
- Situs Sejarah Gampong Pande: Situs ini merupakan bekas pemukiman penduduk Gampong Pande pada masa lampau. Di sini, pengunjung dapat melihat sisa-sisa bangunan dan artefak yang berasal dari zaman dahulu.
- Museum Gampong Pande: Museum ini menyimpan berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang berasal dari Gampong Pande, seperti peralatan rumah tangga, senjata, dan perhiasan.
Selain situs-situs sejarah, Gampong Pande juga menawarkan berbagai kegiatan wisata budaya yang menarik, seperti:
- Menyaksikan pertunjukan seni tradisional Aceh: Di Gampong Pande, pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan seni tradisional Aceh, seperti tari Saman, Seudut, dan Rapai.
- Belajar membatik: Pengunjung dapat belajar membatik di Gampong Pande. Batik Gampong Pande terkenal dengan motifnya yang khas dan indah.
- Mencicipi kuliner khas Aceh: Di Gampong Pande, terdapat berbagai warung makan yang menyajikan kuliner khas Aceh yang lezat.
Kesimpulan:
Gampong Pande bukan hanya sebuah desa biasa, tetapi juga sebuah saksi bisu sejarah dan budaya Aceh. Desa ini menawarkan berbagai wisata menarik bagi para pecinta sejarah, budaya, dan kuliner. Mari kunjungi Gampong Pande dan rasakan sendiri kekayaan sejarah dan budaya yang tak ternilai harganya!
Informasi Tambahan:
- Lokasi: Gampong Pande, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh
- Cara Menuju ke Gampong Pande: Gampong Pande dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi atau dengan menggunakan angkutan umum dari Kota Banda Aceh.
- Tips: Pengunjung disarankan untuk memakai pakaian sopan dan santun saat berkunjung ke desa ini.