Aceh, yang dikenal sebagai “Serambi Mekkah”, memiliki berbagai tradisi dan budaya yang erat kaitannya dengan nilai-nilai Islam. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini adalah kenduri makan besar. Kenduri bukan hanya sekadar perjamuan makan, tetapi juga merupakan simbol rasa syukur, kebersamaan, dan ketaatan kepada ajaran agama. Dalam setiap kenduri, terdapat aturan dan tata cara tertentu yang diwariskan secara turun-temurun.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang berbagai jenis kenduri di Aceh, makna di balik tradisi ini, serta makanan khas yang biasanya disajikan dalam acara kenduri.
Jenis-Jenis Kenduri Makan Besar di Aceh

Kenduri di Aceh memiliki beragam jenis, masing-masing dengan tujuan dan makna tersendiri. Berikut adalah beberapa jenis kenduri yang sering dilakukan oleh masyarakat Aceh:
Kenduri Keagamaan
Kenduri keagamaan dilakukan dalam rangka memperingati hari-hari besar Islam dan momen penting dalam kehidupan seseorang. Beberapa jenis kenduri keagamaan yang umum di Aceh antara lain:
- Kenduri Maulid
- Dilaksanakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
- Biasanya digelar di masjid atau meunasah (mushola besar) dengan dihadiri masyarakat sekitar.
- Makanan khas yang disajikan adalah nasi kenduri dengan lauk khas Aceh.
- Kenduri Isra’ Mi’raj
- Merupakan peringatan perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit ke tujuh.
- Biasanya diadakan di masjid dan dirayakan dengan pembacaan doa serta ceramah keagamaan.
- Kenduri Nisfu Sya’ban
- Diadakan setiap malam pertengahan bulan Sya’ban sebagai persiapan menyambut bulan Ramadan.
- Masyarakat berkumpul, membaca doa bersama, dan menikmati hidangan bersama-sama.
Kenduri Adat dan Sosial
Selain kenduri keagamaan, ada juga kenduri yang berkaitan dengan adat dan kehidupan sosial masyarakat Aceh. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Kenduri Perkawinan
- Merupakan bagian dari rangkaian prosesi pernikahan adat Aceh.
- Mempelai pria dan wanita mengundang keluarga besar dan tetangga untuk makan bersama.
- Kenduri Kelahiran (Kenduri Peucicap)
- Dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran seorang anak.
- Biasanya diadakan pada hari ke-7, 40, atau 100 setelah kelahiran bayi.
- Kenduri Kematian (Kenduri Peusijuk Mayit)
- Kenduri yang diadakan untuk mendoakan anggota keluarga yang telah meninggal dunia.
- Biasanya diadakan pada hari ke-3, 7, 40, dan 100 setelah kematian.
- Kenduri Naik Haji
- Merupakan bentuk syukuran bagi seseorang yang akan menunaikan ibadah haji.
- Keluarga dan kerabat berkumpul untuk mendoakan keselamatan dalam perjalanan haji.
Makna dan Filosofi Kenduri dalam Masyarakat Aceh
Tradisi kenduri bukan hanya sekadar acara makan bersama, tetapi memiliki filosofi yang mendalam dalam kehidupan masyarakat Aceh. Beberapa makna penting dari kenduri antara lain:
Bentuk Syukur kepada Allah SWT
- Kenduri merupakan wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah.
- Masyarakat Aceh percaya bahwa berbagi rezeki dalam kenduri akan membawa keberkahan.
Mempererat Silaturahmi
- Kenduri menjadi ajang berkumpulnya keluarga, tetangga, dan kerabat.
- Tradisi ini mempererat hubungan sosial dan menguatkan rasa kebersamaan dalam masyarakat.
Memperkuat Nilai Gotong Royong
- Dalam persiapan kenduri, masyarakat biasanya bekerja sama dalam memasak dan mengatur acara.
- Gotong royong ini mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan solidaritas sosial.
Makanan Khas dalam Kenduri Makan Besar di Aceh

Dalam setiap kenduri, makanan menjadi salah satu elemen utama. Berikut adalah beberapa makanan khas yang sering disajikan dalam kenduri makan besar di Aceh:
Nasi Kenduri
- Nasi putih atau nasi kuning yang disajikan dengan lauk-pauk khas Aceh.
- Biasanya dimasak dalam jumlah besar untuk dibagikan kepada semua tamu.
Gulai Kambing atau Ayam
- Salah satu hidangan utama dalam kenduri adalah gulai berbumbu khas Aceh.
- Dimasak dalam porsi besar menggunakan rempah-rempah khas seperti kunyit, jahe, dan lengkuas.
Kuah Beulangong
- Hidangan berkuah khas Aceh yang biasanya berbahan dasar daging sapi atau kambing.
- Dimasak dalam belanga besar dengan santan dan rempah-rempah yang kaya rasa.
Roti Cane dan Kuah Kari
- Sering disajikan dalam kenduri perkawinan atau kenduri maulid.
- Roti cane dimakan dengan kuah kari ayam atau daging yang gurih.
Kue Tradisional
- Beberapa kue khas Aceh seperti Bhoi, Timphan, dan Adee Meureudu sering disajikan sebagai pelengkap hidangan.
- Kue-kue ini menjadi simbol manisnya kebersamaan dalam kenduri.
Kesimpulan
Kenduri makan besar di Aceh merupakan tradisi yang tidak hanya sekadar perjamuan makan, tetapi juga memiliki nilai-nilai spiritual, sosial, dan budaya yang kuat. Dari kenduri keagamaan hingga kenduri adat, semuanya memiliki makna mendalam yang memperkuat ikatan masyarakat Aceh.
Makanan khas yang disajikan dalam kenduri juga mencerminkan kearifan lokal dan kekayaan kuliner Aceh. Tradisi ini terus dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Aceh.
Dengan memahami dan melestarikan tradisi kenduri, kita turut menjaga warisan budaya yang penuh makna ini agar tetap hidup dan terus berkembang di masa depan.